SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL PRA ILMIAH
1.Masa Animisme
Sejak zaman dulu, sikap terhadap
gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif
animisme. Ada kepercayaan bahwa dunia
ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif
percaya bahwa angin bertiup, ombak
mengalun, batu berguling, dan pohon
tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-bendatersebut. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa
marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka
mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang
mereka persembahkan.Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari
abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun
kian berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal
dari roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.
2.Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi
animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan
pengikutnyamengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan
menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliranini berpendapat bahwa gangguan
mentalatau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh
roh, dewa,setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika Anda
memotong batok kepala, maka Anda akan menemukanotak yang basah, dan memicu bau
yang amis, tetapi Anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai
badan Anda.”Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan
ataupembedahan hewan.Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan
naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang
Kristen.Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826)
menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkanproblem
penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di
rumah sakit ini, para pasiennya(yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di
tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebihkarena
dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya,
di antara mereka banyak
yang berhasil. Mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL ERA MODERN
Perubahan yang sangat berarti dalam
sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari
animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang
rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan
psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit
Pensylvania. Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap
sebagai lunatics
(orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu, sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut,
dan kurang mengetahui caramenyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien
tersebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, danmereka
sekali-sekali diguyur dengan air.Rush melakukan usaha yang sangat
berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut.Cara yang
ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran,
ceramah, dan pertemuan-pertemuanlainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan
(selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796, di rumah mental, ruangan inidibedakan
untuk pasien wanita dan pria.Secara berkesenimbungan, Rush mengadakan
pengobatan kepada para pasiendengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau
bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.Perkembangan psikologi abnormal dan
pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mentalhygiene”
yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge”
beserta gerakan-gerakan yang terorganisir.Perkembangan
kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli,
terutama dari dua tokohperintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford
Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya
dalam bidang pencegahan gangguan mental dan
pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea
Lynde Dix lahir padatahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli 1887.
Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruhperhatian
terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis
(pioneer), selama 40 tahun,
dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.Usahanya,
mula-mula diarahkan pada para pasien mental di rumah sakit. Kemudian diperluas
kepada para penderitagangguan mental yang dikurung di rumah-rumah penjara.
Pekerjaan Dix ini merupakan faktor penting dalam membangun kesadaran
masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental.
Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika Serikat didirikan 32
rumah sakit jiwa. Dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar
diabad ke-19.Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai
muncul. Selama dekade
1900-1909, beberapaorganisasi kesehatan mental telah didirikan,
seperti American Social Hygiene Associatin (ASHA),
dan American Federation for Sex Hygiene. Perkembangan
gerakan-gerakan di bidang kesehatanmental ini tidak lepas dari jasa
Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia
dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement” .
Diaterkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan
pengobatan gangguan mental dengan cara yangsangat manusiawi.Dedikasi Beers yang
begitu kuat dalam kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai
pasien di beberaparumah sakit jiwa yang berbeda. Selama di rumah sakit, dia
mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar(kurang manusiawi).
Kondisi seperti ini terjadi karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap
masalah gangguanmental, apalagi pengobatannya.Setelah dua tahun mendapatkan
perawatan di rumah sakit, dia mulai memperbaiki dirinya. Selama tahun
terakhirnyasebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat
gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalamigangguan mental atau orang
gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari
penyakitnya),pada tahun 1908, dia menindaklanjuti gagasannya dengan
mempublikasikan tulisan autobiografinya yang
berjudul A Mind That Found It Self . Kehadiran buku ini
disambut baik oleh Willian James, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku
ini, diamemberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan
atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien di rumah
sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Di samping itu, dia merupakan
reformator terhadap lembaga yang memberikan perawatan gangguan mental.
Beers meyakini bahwa penyakit atau
gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Dia merancang suatu
program yang bersifat nasional, yang tujuannya adalah:
1.Mereformasi program perawatan dan
pengobatan terhadap pengidap penyakit jiwa;
2.Melakukan penyebaran informasi
kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang
positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa;
3.Mendorong dilakukannya berbagai penelitian
tentang kasus-kasus dan obat gangguan mental; dan
4.Mengembangkan praktik-praktik
untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat
respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli
seperti William James dan seorang psikiatris ternama,
Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf
Mayermenyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”.
Dengan demikian, yangmempopulerkan istilah”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan
pada tahun 1908, sebuah organisasi pertama didirikan,
bernama”Connectievt Society For Mental Hygiene”.Satu
tahu kemudian, didirikanlah”National Commite Society For Mental Hygiene” ,
dan Beers diangkat menjadi sekretarisnya. Organisasi ini bertujuan:
1.Melindungi kesehatan mental masyarakat;
2.Menyusun standard
perawatan para pengidap gangguan mental;
3.Meningkatkan studi
tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagi aspek
yang terkait dengannya;
4.Menyebarkan pengetahuan tentang kasus
gangguan mental, pencegahan dan penobatannya; dan
5.Mengkoordinasikan lembaga-lembaga perawatan yang ada.
Terkait dengan perkembangan gerakan
kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masanya dan pasca Perang
Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk
membantu mereka yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan
kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya
meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti pendidikan, kesehatan
masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerjasosial.Secara
hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3
Juli 1946, yaitu ketikapresiden Amerika Serikat menandatangani ”The National
Mental Helath Act.
Beberapa tujuan yang terkandung dalam
dokumen tersebut meliputi:
1.Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga
masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevestigasi,eksperimen
penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan;
2.Membantu lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan
meningkatkankoordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian
dan meningkatkan kegiatan danmengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya;
3.Memberikan latihan terhadap para
personel tentang kesehatan mental; dan 4.Mengembangkan dan
membantu negara dalam menerapkan
berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan obat terhadap para
pengidap gangguan mental. Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus
bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association
For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National
Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental
Health Foundation”,dan ”Psychiatric Foundation” .Gerakan kesehatan
mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat
terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan
dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World
Federation For Mental Health” dan “The World Health
Organization”.
KONSEP
SEHAT
DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas
daripenyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947)Definisi
Sehat Dalam Keperawatan Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender
(1982))Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care
Resouces)yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secaraadekual.Self care Resoureces : mencangkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Aktions : Perilaku yang sesuai
dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkan
fungsi psicososial da piritual.(Paune (1983) Kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosialdan ekonomi (UU No.23,1992)
CIRI-CIRI SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan
mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni
pikiran,emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan
pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir,
sedih dan sebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu
di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual
dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras,
suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya,
serta saling toleran dan menghargai.
5.Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa)
produktif,dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang
dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagimereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia
lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh
sebab itu, bagikelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial,
yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,
misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan,
atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Aspek-aspek
pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya
apabila tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal
pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup
parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti
sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa.
Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.Sesungguhnya sehat
adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita
bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut
berlangsung seterusnya adalah:
1.Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2.Istirahat yang cukup
3.Olah Raga yang teratur
4.Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5.Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi,
akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya
tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya
, akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan
tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan
keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.Istimewanya tubuh
manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan
dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah
yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan
ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat
pulih dari sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek.
Obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala, tetapi
penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk
dokter.
Perbedaan
Konsep Kesehatan mental pada budaya barat dan timur
Definisi
diberikan kepada masing-masing budaya, namun kebanyakan melihat kebudayaan
sebagai seperangkat pedoman yang memandu bagaimana mereka memandang dunia,
merespon secara emosional, dan berperilaku di dalamnya atau pedoman untuk
hidup. Pemahaman terhadap sesuatu adalah suatu hal yang cukup kuat mendapat
pengaruh budaya, sudut pandang terhadap suatu permasalahan seringkali
dipengaruhi oleh budaya yang melatar belakangi, baik dalam proses memahami
masalah atau pun dalam menyelesaikan masalah. Banyak hal dalam kehidupan yang
dipengaruhi oleh budaya, kesehatan mental dan gerakan kesehatan mental juga
dipengatuhi oleh budaya.
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Apakah seseorang itu dikatakan sehat atau sakit mental bergantung pada kebudayaannya (Marsella dan White, 1984). Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
•Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
•Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
•Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
•Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri. Dengan kata lain Konsep kesehatan mental pada suatu budaya tertentu harus dipahami dari hal-hal yang dianggap mempunyai arti dan bermakna pada suatu budaya tertentu, sehingga harus dipahami dari nilai-nilai dan falsafah suatu budaya tertentu.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
•Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
•Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
•Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Apakah seseorang itu dikatakan sehat atau sakit mental bergantung pada kebudayaannya (Marsella dan White, 1984). Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
•Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
•Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
•Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
•Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri. Dengan kata lain Konsep kesehatan mental pada suatu budaya tertentu harus dipahami dari hal-hal yang dianggap mempunyai arti dan bermakna pada suatu budaya tertentu, sehingga harus dipahami dari nilai-nilai dan falsafah suatu budaya tertentu.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
•Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
•Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
•Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.
Daftar Pustaka :
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.