Senin, 23 Maret 2015

Kesehatan Mental Tugas 1

      SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL PRA ILMIAH
1.Masa Animisme
Sejak zaman dulu, sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme. Ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-bendatersebut. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang mereka persembahkan.Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.
2.Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnyamengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliranini berpendapat bahwa gangguan mentalatau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa,setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika Anda memotong batok kepala, maka Anda akan menemukanotak yang basah, dan memicu bau yang amis, tetapi Anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan Anda.”Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan ataupembedahan hewan.Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang Kristen.Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkanproblem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya(yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebihkarena dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil. Mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL ERA MODERN
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics
(orang-orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu, sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui caramenyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien tersebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, danmereka sekali-sekali diguyur dengan air.Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut.Cara yang ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuanlainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796, di rumah mental, ruangan inidibedakan untuk pasien wanita dan pria.Secara berkesenimbungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasiendengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mentalhygiene” yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge
beserta gerakan-gerakan yang terorganisir.Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, terutama dari dua tokohperintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir padatahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli 1887. Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruhperhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun, dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.Usahanya, mula-mula diarahkan pada para pasien mental di rumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderitagangguan mental yang dikurung di rumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktor penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika Serikat didirikan 32 rumah sakit jiwa. Dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar diabad ke-19.Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909, beberapaorganisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatanmental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement” . Diaterkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yangsangat manusiawi.Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien di beberaparumah sakit jiwa yang berbeda. Selama di rumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar(kurang manusiawi). Kondisi seperti ini terjadi karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguanmental, apalagi pengobatannya.Setelah dua tahun mendapatkan perawatan di rumah sakit, dia mulai memperbaiki dirinya. Selama tahun terakhirnyasebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalamigangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya),pada tahun 1908, dia menindaklanjuti gagasannya dengan mempublikasikan tulisan autobiografinya yang berjudul A Mind That Found It Self . Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian James, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, diamemberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien di rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Di samping itu, dia merupakan reformator terhadap lembaga yang memberikan perawatan gangguan mental.
Beers meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Dia merancang suatu program yang bersifat nasional, yang tujuannya adalah:
1.Mereformasi program perawatan dan pengobatan terhadap pengidap penyakit jiwa;
2.Melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa;
3.Mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan obat gangguan mental; dan
4.Mengembangkan praktik-praktik untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli seperti William James dan seorang psikiatris ternama, Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayermenyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”. Dengan demikian, yangmempopulerkan istilah”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan pada tahun 1908, sebuah organisasi pertama didirikan, bernama”Connectievt  Society For Mental Hygiene”.Satu tahu kemudian, didirikanlah”National Commite Society For Mental Hygiene” , dan Beers diangkat menjadi sekretarisnya. Organisasi ini bertujuan:
1.Melindungi kesehatan mental masyarakat;
2.Menyusun standard perawatan para pengidap gangguan mental;
3.Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagi aspek yang terkait dengannya;
4.Menyebarkan pengetahuan tentang kasus gangguan mental, pencegahan dan penobatannya; dan
5.Mengkoordinasikan lembaga-lembaga perawatan yang ada.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masanya dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerjasosial.Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketikapresiden Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act.
Beberapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi:
1.Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevestigasi,eksperimen penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan;
2.Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkankoordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan kegiatan danmengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya;
3.Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental; dan 4.Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan obat terhadap para pengidap gangguan mental. Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental  Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”,dan ”Psychiatric Foundation” .Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”. 


                                           KONSEP SEHAT
DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas daripenyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947)Definisi Sehat Dalam Keperawatan Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender (1982))Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces)yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secaraadekual.Self care Resoureces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkan fungsi psicososial da piritual.(Paune (1983) Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosialdan ekonomi (UU No.23,1992)
CIRI-CIRI SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagimereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagikelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Aspek-aspek pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:
1.Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2.Istirahat yang cukup
3.Olah Raga yang teratur
4.Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5.Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Perbedaan Konsep Kesehatan mental pada budaya barat dan timur
Definisi diberikan kepada masing-masing budaya, namun kebanyakan melihat kebudayaan sebagai seperangkat pedoman yang memandu bagaimana mereka memandang dunia, merespon secara emosional, dan berperilaku di dalamnya atau pedoman untuk hidup. Pemahaman terhadap sesuatu adalah suatu hal yang cukup kuat mendapat pengaruh budaya, sudut pandang terhadap suatu permasalahan seringkali dipengaruhi oleh budaya yang melatar belakangi, baik dalam proses memahami masalah atau pun dalam menyelesaikan masalah. Banyak hal dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh budaya, kesehatan mental dan gerakan kesehatan mental juga dipengatuhi oleh budaya.
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Apakah seseorang itu dikatakan sehat atau sakit mental bergantung pada kebudayaannya (Marsella dan White, 1984). Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
•Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
•Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
•Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
•Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri. Dengan kata lain Konsep kesehatan mental pada suatu budaya tertentu harus dipahami dari hal-hal yang dianggap mempunyai arti dan bermakna pada suatu budaya tertentu, sehingga harus dipahami dari nilai-nilai dan falsafah suatu budaya tertentu.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
•Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
•Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
•Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.

Daftar Pustaka :
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.