Jumat, 30 Oktober 2015

Psikologi Menejemen (Pertemuan 5)

KEKUASAAN

1.Menurut C. Wright Mills, kekuasaan adalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya.

2.Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini.


3.Menurut Walter Nord kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Kekuasaan dipergunakan hanya jika tujuan-tujuan tersebut paling sedikit mengakibatkan perselisihan
satu sama lain.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk melaksanakan kemauan untuk mencapai tujuan dan tetap dilaksanakan kendati ada yng menentangnya.


SUMBER-SUMBER KEKUASAAN

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven :


1. Reward Power
Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk member ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain.

2. Coercive Power
Kekuasaan bertipe paksaan , lebih memeusatkan kemampuan untuk member hukuman kepada orang lain.

3. Referent Power
Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkan.

4. Expert Power
Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan.

5. Legitimate Power
Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenearnya, ketika sesorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur perilaku orang lain dalam suatu organisasi.



DAFTAR PUSTAKA :

Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta : FISE UNY

Thoha, Miftah. 2003. 
Kepemimpinan dalam Suatu Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sabtu, 24 Oktober 2015

Psikologi Manejemen (Pertemuan 4)

Teknik dalam mempengaruhi orang lain, yaitu  : 

1.Ingratiation : suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana pemohon pertama mengusahakan agar target menyukai mereka, kemudian berusaha untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

2.Teknik “that’s-not-all” :Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana pemohon menawarkan keuntungan tambahan kepada orang-orang yang menjadi target, sebelum mereka memutuskan apakah mereka hendak menuruti atau menolak permintaan spesifik yang diajukan.

3.Jual mahal : Suatu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesepakatan dengan memberikan kesan bahwa seseorang atau suatu objek adalah langka dan sulit diperoleh.

4.Teknik deadline : Suatu teknik untuk meningkatkan kesepakatan di mana orang yang menjadi target diberitahu bahwa mereka memiliki waktu yang terbatas untuk mengambil keuntungan dari beberapa tawaran atau untuk memperoleh suatu barang.

5.Teknik pique : suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana minat orang yang menjadi target di-pique (distimulasi) oleh permintaan yang tidak umum. Sebagai akibatnya, mereka tidak menolak permintaan secara otomatis, seperti yang sering terjadi.

6.Teknik foot-in-the-door : Suatu prosedur untuk memperoleh kesepakatan di mana pemohon memulai dengan permintaan yang kecil dan kemudian, ketika permintaan ini disetujui, meningkat kepermintaan yang lebih besar (yang memang mereka inginkan dari sejak awal).

7.Teknik Lowball : Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana suatu penawaran atau persetujuan diubah (menjadi lebih tidak menarik) setelah orang yang menjadi target menerimanya.

8.Teknik door-in the-face : Suatu prosedur untuk memperoleh kesepakatan dimana pemohon memulai dengan permintaan yang besar dan kemudian, ketika permintaan ini di tolak, mundur kepermintaan yang lebih kecil (yang memang diinginkan dari sejak awal)

Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
Peran wewenang dalam manajemen diantaranya adalah:
1.     Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.


2.     Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.

Daftar Pustaka :

Sarwono, sarlito W. (2005). Psikologi social (psikologi kelompok dan psikologi terapan). Jakarta :     Balai Pustaka

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit                            Universitas Indonesia

Roberts, A , Greene, G. 2009. Pekerja sosial social workers’ desk     reference.Gunung Mulia : Jakarta

Merry, Meria.e-Jurnal. Taktik dan cara mempengaruhi orang lain dalam organisasi.2011. diunduh pada 11 oktober 09:00
         Budiardjo, Miriam.2008. Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Jumat, 16 Oktober 2015

Psikologi Menejemen (Pertemuan 3)

Definisi Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. 
Kunci-kunci Perubahan Perilaku
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat. Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
-     a. Courage                  : Diperlukan keberanian, kebulatan, tekad dan keteguhan hati
-     b. High confidence     : Kekuatan penggerak hidup anda 
-     c. Attitude                   : Mental yang positif 
-     d. New action             : Tindakan yang benar-benar konsisten
-     e. Goal                        : Target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
-     f.  Excellence             : Menjadi yang terbaik

Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :

1.  Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakikat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.


DAFTAR PUSTAKA.
            Heru Basuki, A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma.
            Robbins, Stephen.P, dkk. (2008). Organizational Behavior. Jakarta:Salemba Empat.
            Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sarwono, sarlito W. (2005). Psikologi social (psikologi kelompok dan psikologi terapan). Jakarta : Balai Pustaka
Robert,A.Baron,Donn Byrne. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta:Penerbit Erlangga

          Danang Sunyoto.Perilaku Konsumen.Yogyakarta:Penerbit Center Of Academic Publishing Service

Jumat, 09 Oktober 2015

psikologi manejem pertemuan 2

PENGERTIAN KOMUNIKASI
            Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus.  Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif 


Dimensi Komunikasi

Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.
Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
Dimensi Suara
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan Bimo sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Ani. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran Bimo tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi Bimo untuk mendengarkannya ia tidak
 memahami kata-kata yang dipergunakan oleh Ani di dalam cara sebagaimana Ani memahaminya.
Dimensi Arah Komunikasi
    Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Ani dan Bimo, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, Ani  mungkin berbicara dengan Bimo cara ini: Ani =>Bimo; atau cara ini: Ani=><=Bimo. Ani dapat berbicara dan Bimo hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau Ani dapat berbicara dan Bimo dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.



Daftar Pustaka :
·             Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta  :PT.Gramedia Widiarsana Indonesia.
·             Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
·             Suprapto, Drs. Tommy. 2009. PENGANTAR TEORI DAN MANAJEMEN KOMUNIKASI.Yogyakarta : Media Pressindo

·             ·         Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis.

·             ·         Ismainar, Hetty. (2015). Manajemen Unit Kerja.

·                                                   Yogyakarta : Deepublish

·             ·         Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma

·                                                                Tahoen Koperasi. Jakarta: Balai Poestaka. Effendy, Onong Uchyana. 2006.                                           Ilmu   Komunikasi:Teori Dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya


Kamis, 01 Oktober 2015

Psikologi Manejemen (Pertemuan 1)

Pengertian Manejemen
Manajemen adalah orang yg mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran atau orang yg berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno “ménagement”, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur.Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Jenis- Jenis Manajemen
  1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
    Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat di pelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah
  2. Manajemen Operasional
    Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang seefesien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
  3. Manajemen Pemasaran
    Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan. 
  4. Manajemen Keuangan
    Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. 
Pengertian Psikologi Manejemen
Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun.
         Tujuan Psikologi Manajemen
Ilmu psikologi berpusat pada manusia, dan mampu mengetahui berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dll dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen, kinerja SDM akan teratur dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat.

Organisasi
            Organisasi berasal dari bahas yunani yaitu oragon yang mempunyai arti alat.Sedangkan menurut istilah organisasi bisa diartikan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang unutk melakukan kerja sama secara sistematis,terkendali dengan memanfaatkan sumber daya yang ada unutk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama.
Tujuan Organisasi
            Tujuan organisasi merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang direalisasikan melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek,tujuan jangka mengnengah dan jangka panjang. Tujuan ini yang ingin dicapai oleh orang-orang yang membentuk organisasi.ada 3 jangka tujuan yaitu:
1.Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran harus menantang, dapat diukur, konsisten, pantas, dan jelas.

2.Tujuan jangka pendek adalah sasaran tahunan yang harus dicapai organisasi dalam rangka mencapai sasaran jangka panjang (visi). Seperti sasaran jangka panjang, sasaran jangka pendek atau tahunan harus dapat diukur, kuantitatif, menantang, realistic, konsisten, dan mempunyai prioritas. Tujuan harus ditetapkan pada tingkat korporasi, divisi atau fungsional dalam organisasi. Tujuan ini harus dinyatakan dalam aspek manajemen, pemasaran, keuangan, akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi.

3.Tujuan jangka menengah merupakan sasaran antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Pencapaian tujuan jangka menengah merupakan akumulasi dari pencapaian tujuan jangka pendek beberapa tahun.

Karakteristik Organisasi
1.Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
2.Punya hubungan sekunder (impersonal)
3.Punya tujuan yang khusus dan terbatas
4.Punya kegiatan kerjasama pendukung
5.Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas
6.Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya dan sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan.
Daftar Pustaka
1.Usman, Husnaini, Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 2.Tisnawati Sule, Erni, Pengantar Manajemen, Kencana, Bandung, 2004.
3.Fathoni, Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta,      Bandung, 2006.
 4.Handoko, T. Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.

 5.Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi Aksara; Jakarta, 2007. 6.Wursanto, Ig,  Dasar-dasar Ilmu organisasi, CV. Andi offset; 2005.