Hubungan Kesehatan
Mental dengan Kecerdasan Emosi
Kesehatan Mental
kesehatan mental adalah terhindarnya
seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis
(penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Kesehatan mental seseorang
sangat erat kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat ia hidup,
masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian
sosialnya.
Berdasarkan orientasi penyesuaian diri,
kesehatan mental memiliki pengertian kemampuan seseorang untuk dapat
menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya. Tuntutan kenyataan
yang dimaksud di sini lebih banyak merujuk pada tuntutan yang berasal dari
masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di
sekitarnya.
Kesehatan mental yang baik ditandai
dengan:
• Kemampuan individu mengetahui
potensinya dan memaksimalkan potensi tersebut
• Kemampuan individu mengatasi situasi
menekan yang dihadapinya
• Kemampuan individu untuk bekerja
secara produktif dan bermanfaat di tempat kerja,
keluarga, komunitas, dan di
antara teman
Kecerdasan Emosional
Emotional quotient/EQ/Kecerdasan
Emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di
sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap
informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen)
mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu
hubungan.
Psikolog Peter Salovey dan John
Mayer menyebut pengendalian diri semacam
kecerdasan emosional, suatu kemampuan untuk mencerap, memakai,
memahami, dan mengelola emosi. Pada umumnya, menjadi cerdas secara emosional
itu berarti menerima bahwa emosi merupakan bagian mendasar dari siapa kita dan
bagaimana kita bertahan hidup. Menjadi terampil secara emosional itu dapat
menjadikan kita lebih lentur, mudah menyesuaikan diri, dan dewasa secara
emosional.
Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini
dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan
intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan
emosional dua kali lebih penting dari pada kecerdasan intelektual dalam
memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.
Hubungan Kesehatan Mental & Kecerdasan Emosional
Psikolog Peter Salovey dan John
Mayer menyebut pengendalian diri semacam
kecerdasan emosional, suatu kemampuan untuk mencerap, memakai,
memahami, dan mengelola emosi. Pada umumnya, menjadi cerdas secara emosional
itu berarti menerima bahwa emosi merupakan bagian mendasar dari siapa kita dan
bagaimana kita bertahan hidup. Menjadi terampil secara emosional itu dapat
menjadikan kita lebih lentur, mudah menyesuaikan diri, dan dewasa secara
emosional.
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat
lima pokok utama darikecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan
mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain,
mampu merespon dan ber negosiasi
dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk me-motivasi diri.
Tentu saja pernyataan dari Peter
Salovey, John Mayer, dan lima pokok utama dari Howard Gardner ini sesuai dengan
konsep kesehatan mental, bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
sehat, dan di dalam jiwa yang sehat terdapat mental yang sehat serta kecerdasan
emosional yang baik. Kecerdasan emosional yang baik seperti upaya pengendalian
emosi yang baik, mampu membuat respon dengan kepekaan social yang dimiliki
terhadap peristiwa di sekitar, atau dapat dikatakan secara mental mempunyai
self esteem & self awareness yang tinggi serta social learning yang baik
sehingga tahu bagaimana harus bersikap.
Sumber:
Sari
Dewi , Kartika. 2012.Buku Ajar Kesehatan
Mental. Semarang:UPT UNDIP Press
Semarang
Papila
Diane E,Ruth Duskin Feldman. 2014.Menyelami
Perkembangan Mnusia Edisi 12 buku 2
Jakarta:Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar